Selamat datang !

Begitu banyak yang sudah kita baca, sebagian menarik dan sebagian lain tidak. Saya hanya menulis ulang beberapa artikel yang menarik untuk kita simak.

Selasa, 11 Mei 2010

BERDAMAI DENGAN MASA LALU

Masa lau adalah sesuatu yang pasti terjadi dan pernah kita alami. Ada banyak masa lalu, mungkin ada yang indah maupun penuh duka. Semua masa lalu itu merupakan cikal bakal masa sekarang dan masa depan. Walaupun demikian jangan pernah takut akan apa yang telah terjadi di masa lalu. Berikut ini tulisan Wiyanto Suud, yang diambil dari kolom HIKMAH Republika.

Belenggu masa lalu seringkalimenghalangi seseorang untuk maju. Belenggu itu bisa berupa pengalaman buruk karena kelalaian dan kesalahan; bisa juga berupa romantisme sejarah karena prestasi dan kejayaan masa silam. Padahal, nilai kehidupan seseorang ditentukan oleh apa yang telah ia kerjakan. Allah SWT berfirman," Dan kamu tidak dibatasi, kecuali dengan apa yang telah dikerjakan." (QS Yasin 36; 54).

Imam Al Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya tentang sesuatu yang paling jauh dari keberadaan mereka sekarang. Diantaranya ada yang menjawab begara CIna, bulan, matahari dan bintang-bintang. Ia lalu menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar, tapi yang paling benar adalah masa lalu. Karena masa lalu tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh sebab itu, setiap orang haruslah menyikapi masa lalunya secara arif. Kearifan disini bisa dianalogikan dengan seorang sopir. Ketika mengendarai mobil, si sopir sesekali melihat kaca spion. Kaca spion digunakan untuk melihat dan mengantisipasi kondisi di belakang kendaraan, agar perjalanan ke depan berjalan mulus. Meski rutin melihat spion, fokus pandangan sopir tetap ke depan.

Demikianlah gambaran bagaimana seharusnya manusia menyikapi sejarah dan masa depannya. Ia tidak menafikan sejarah masa lalunya, tetapi justru menjadikan acuan untuk membangun kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Allah SWT berfirman," Wahai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa melihat apa yang telah ia lakukan untuk masa depannya." (QS Al Hasyr 59; 18).

Mengenai masalah ini, Imam Hasan Bashri berwasiat," Tidaklah ada satu hari pun dimana fajar merekah, kecuali si hari berseru,"Wahai anak Adam, aku adalah makhluk yang baru, dan menjadi saksi atas perbuatanmu. Maka ambillah bekal dariku, karena aku tidak akan pernah kembali sampai hari kiamat kelak."

Oleh karena itu, kalau kita bisa berdamai dengan masa lalu, kita bisa terlepas dari belenggu. Kita bisa melangkah maju tanpa beban, lebih dinamis, dan penuh dengan sikap optimis. Ketika selesai dari satu pekerjaan, hendaknya setiap orang dari kita segera beralih melakukan pekerjaan baru. Dan, mengerjakan segaka sesuatu itu dengan sungguh-sungguh. (QS Al Insyirah 94; 7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar